Minggu, 27 November 2016

Pengalaman Pertama Latihan di Sirkuit

Hallo guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Maaf ya sebelumnya kalo udah lama ga update karena habis UTS, jadi gabisa ngeblog dulu hehehe.  Nah sesuai judul di sini, saya ingin membagikan pengalaman saya kemarin ketika latihan di sirkuit, akhirnyaaaaaaa masuk sirkuit juga setelah penantian lama #lebay hahaha. Tapi latihannya bukan di sirkuit Sentul seperti kebanyakan orang, BehindTwoWheels bersama para teman-teman melakukan latihan bersama di Sirkuit Gery Mang, Subang. Butuh perjuangan yang sangat besar seperti mendaki gunung lewati lembah ... Ga deh boong ga sampe kayak gitu hahaha. Hanya saja memang kemarin saat perjalanan ke sirkuit, mobil truk yang mengangkut motor BehindTWoWheels mengalami masalah pada sektor mesin, sehingga perjalanan sedikit terganggu dan terlambat dari waktu yang sudah ditetapkan. Tapi nasib baik masih bersama kami, saya bersama temen-teman masih tetap dapat sampai ke sirkuit dengan bantuan dari Jasamarga, terima kasih Jasamarga :D hehehe. 


Pengangkutan motor ke truck 
(abaikan teman BehindTwoWheels yang lagi foto")


Kesan Pertama masuk ke sirkuit

Yang pasti seneng pake banget, namanya juga baru pertama kalinya hehehe. Dan yang pasti berbeda dengan bermain di jalanan umum. Di sirkuit semuanya lebih aman dan lebih terkendali, kalaupun amit-amit kita mengalami crash tidak akan separah di jalanan umum. Selain aman, sirkuit Gery Mang pun memberikan banyak pengalaman baru bagi saya pribadi, karena pertama kalinya saya memasuki sirkuit adalah di sini. 

Bagaimana dengan tracknya ?

Setelah selesai berlatih di sirkuit Gery Mang, bisa dikatakan sirkuit ini lebih menguras konsentrasi dan tenaga. Tracknya tidak sama seperti sirkuit Sentul yang rata. Sirkuit Gery Mang tracknya naik dan turun alias tidak rata, sehingga kita harus lebih berfokus agar tidak ndlosor ke gravel hehehe. Dan jujur saja, track di sirkuit Gery Mang sebenarnya lebih cocok untuk motor yang memiliki torsi besar di putaran bawah, karena track lurus di sirkuit ini paling panjang hanya sekitar 300 meter (dari tikungan terakhir menuju tikungan pertama) dan sisanya tikungan semua. Jujur saja, motor milik BehindTwoWheels dengan kondisi mesin full standart kurang mumpuni di track Gery Mang karena torsi bawahnya yang kurang bagus. Tapi ya untungnya ini hanya latihan bebas, coba saja kalau kejuaran pasti udah dibabat abis sama yang lain hehehe. Buat yang penasaran gimana track di sirkuit Gery Mang, berikut akan saya tampilkan foto-foto yang berhasil diambil oleh teman saya :






Gaya doang nunduk, padahal speed hanya 
sekitar 60km/h :p

Foto yang ini ngeblur karena di screenshot dari 
action cam

Jika diperhatikan pada tikungan ini, saat masuk tikunan 
tracknya turun, dan saat keluar tikungan  tracknya naik 

Berapa Total Biaya yang Dikeluarkan ?

Bisa dibilang dengan sangat bersahabat di kantong, karena biaya masuk hanya Rp.50.000 dan pit tidak perlu bayar alias gratis. Untuk masalah pergi pulang motor menggunakan jasa truck, di perkirakan habis Rp.170.000 per orangnya. Jadi total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp.220.000 per orang belum termasuk untuk uang makan dll (tenang ada warteg di sana).

Kesimpulan 

Untuk latihan dasar, sirkuit ini bisa jadi pilihan yang tepat karena mengajarkan kita untuk sangat berfokus di tikungan yang naik dan turun alias tidak rata. Fisik pun harus dipersiapkan sebaik mungkin, karena berlatih di sirkuit sangat membutuhkan tenaga ekstra dan yang pasti jangan lupa berdoa guys :D.

Oke segini dulu aja dari BehindTwoWheels, semoga artikel kali ini dapat membantu untuk kalian yang ingin menjajal sirkuit. Mohon maaf bila ada salah kata.

Senin, 12 September 2016

Motor Harian yang Cocok dengan Kondisi Jakarta

Hallo guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Sebelum memulai artikel saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1437H bagi yang merayakan. Oke langsung saja kita masuk ke artikel. Seperti pada pembahasan sebelumnya tentang Penggunaan Motor Sport Untuk Harian, Nyaman atau Tidak ?. Pembahasan kali ini adalah untuk membahas motor-motor apa saja yang cocok untuk dipakai harian dengan kondisi Jakarta yang terkenal dengan macet dan panasnya.


Kondisi Macet di Jakarta

 


Dengan kondisi macet yang terjadi hampir setiap harinya (kecuali hari Minggu), banyak orang yang beralih menggunakan motor agar lebih dapat cepat sampai ke tujuan. Namun semakin ke sini naik motor pun juga pasti tidak terhindar dari macet karena perkembangan penduduk dan harga-harga motor yang banyak terjangkau di kalangan masyarakat. Jika kalian yang tinggal di Jakarta pasti sudah tidak asing dengan daerah Sudirman, Thamrin, dan Kemanggisan. Daerah tersebut memang terkenal dengan kemacetan yang sangat padat.

Pilihan Motor yang Cocok untuk Kondisi Macet di Jakarta :

 

1. Yamaha Nmax 155

Yang pertama adalah Yamaha Nmax 155. Motor big scoot dengan tampilan yang sporty ini sangat cocok untuk pemakaian harian di Jakarta. Selain modelnya yang enak untuk dipandang, riding positionnya sangat nyaman dan bisa membawa banyak barang karena kapasitas bagasinya yang ada dibawah jok cukup luas. Konsumsi bensinya tidak boros, hanya saja tidak seirit motor matic yang lainnya, hanya mencapai 36km/liter. Namun fitur yang diaplikasikan pada Yamaha Nmax pun sangat lengkap dibanding motor matic lainnya, seperti lampu utamanya yang sudah LED dan panel speedometer yang lengkap membuat ingin berlama-lama di motor ini. Dengan harga Rp24.000.000 untuk yang non ABS dan Rp.27.400.000 untuk yang ABS.


2. Honda Vario 125 


Yang kedua adalah Honda Vario 125. Dengan riding position yang nyaman serta dengan bodi yang tidak terlalu besar, sangat lincah untuk keadaan Jakarta yang macet. Walaupun bagasinya tidak seluas Nmax, tapi masih bisa untuk menaruh barang-barang dengan ukuran yang agak besar. Namun sayangnya fitur pada motor ini tidak selengkap seperti motor-motor keluaran terbaru yang sudah mengaplikasikan lampu LED pada lampu utamanya dan juga yang sangat disayangkan motor ini pun sudah discontinue alias udah ga produksi lagi huhuhu (masih bisa cari yang bekas tapi mulus kok hehehe). Tapi untuk konsumsi bensinnya termasuk sangat edaaannnn, kenapa ? Bisa menempuh jarak 58km/liter. Kalo isi full bisa muter-muter Jakarta sampe mabok hahaha. Harga barunya dulu mencapai Rp.18.000.000, mungkin sekarang secondnya sudah berkisar diantara Rp.13.000.000 sampai Rp.15.000.000.


 3. Honda Vario 150


Yang ketiga adalah Honda Vario 150. Seperti leluhurnya (asik bahasanya leluhur hahaha) Honda Vario 125, motor ini hanya mengalami beberapa perubahan saja, seperti lampunya yang sudah LED, model velg baru, model bodi yang lebih elegan, dan kubikasi mesin menjadi 150cc. Hanya saja karena kubikasinya dinaikan, konsumsi bensinnya hanya mencapai 52km/liter. Dan harganya pun sekarang sudah mencapai Rp.20.500.000.


4. Yamaha Jupiter MX King 150


Yang terakhir ada Yamaha MX King 150. Dari semua motor bebek paling enak yang pernah saya gunakan adalah motor ini. Walaupun mengunakan kopling, tapi riding positionnya lebih nyaman dan lebih sporty dibanding bebek lainnya. Di pembahasan artikel sebelumnya tentang Review Yamaha Jupiter MX King 150, BehindTwoWheels sudah pernah menjelaskan kalau shock breaker dengan tipe monoshock yang sagat empuk membuat motor ini sangat nyaman dikendarai di Jakarta yang terkenal dengan macet yang sangat parah. Ditambah dengan tenaga yang cukup besar di kelasnya, selain lincah, motor ini pun bisa mengantarkan kita ke tujuan dengan cepat (tapi ga ngebut-ngebut ya hehehe). Fiturnya pun juga sudah lumayan canggih, seperti lampu Halogen, ukuran ban yang cukup lebar sehingga aman untuk dipakai sehari-hari, dan panel speedometer yang ketika dinyalakan terdapat tulisan "Hi Buddy" yang dapat diganti dengan nama kita sendiri, wow keren ya guys. Konsumsi bahan bakarnya pun mencapai 49,8km/liter, sangat irit untuk motor dengan tenaga besar seperti Yamaha Jupiter MX King 150. Harga untuk motor ini mencapai Rp.19.000.000.

Kalau Disuruh Memilih, Pilih yang Mana ?


Kalau saya pribadi pasti pilihan saya akan jatuh pada nomor 1, yaitu Yamaha Nmax, kenapa ? Karena saya menginginkan sensasi berkendara yang nyaman serta tenaga yang lumayan besar. Lalu kita juga bisa membawa barang yang cukup banyak dan bisa menaruh dibagasinya yang cukup luas. Dan dengan konsumsi bensin 36km/liter menurut saya itu sudah termasuk irit.

Kesimpulan


Dengan kondisi jalanan Jakarta yang sangat macet, motor dengan riding position ternyaman, bensin teririt, dan harga yang paling bersahabat di kantong menjadi pilihan yang tepat.

Oke sekian dulu artikel kali ini. Semoga artikel ini bisa membantu kalian yang sedang ingin mencari motor harian yang sesuai dengan keinginan kalian. Mohon maaf bila ada salah kata. 



Jumat, 26 Agustus 2016

Arogan Dalam Berkendara

Hallo guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Setelah beberapa lama ga update karena kesibukan yang sedang dialami, akhirnya sekarang bisa update lagi. Ide untuk pembahasan kali ini muncul karena semakin banyaknya tipe-tipe pengendara roda dua di jalanan setiap harinya. Nah kali ini saya akan memberian beberapa contoh arogan dalam berkendara :

Menerobos Lampu Merah



Tipe arogan ini adalah tipe yang sudah sering kita lihat di jalan raya setiap harinya. Karena merasa tidak ada polisi yang memantau, jadi langsung seenaknya saja. Bagus kalau saat kita menerobos lampu merah tidak ada pengendara lain, kalau ada bagaimana jadinya ?

Menerobos Jalur Busway



Saking gamau kena macet sampe bela-belain lewat jalur busway. Jika terkena razia pasti sebagian besar dari orang-orang tersebut akan mengatakan kalau polisi yang menilang mereka hanya mencari keuntungan pribadi. Jujur saja, saya pribadi juga sangat tidak menyukai yang namanya macet di Jakarta, tapi ya namanya kita tinggal di Jakarta ya sudah harus tau resiko macet yang terjadi setiap pagi (jam berangkat kerja, kuliah, dan sekolah) dan sore (jam pulang kerja, kuliah, dan sekolah). Masukan sedikit saja, jika ingin tidak terkena macet, berangkat lah lebih pagi dan carilah jalan memutar yang tidak ramai dilalui oleh kendaraan setiap harinya. 

Menjudge Pengendara Moge (Motor gede) Arogan



Inilah contoh arogan yang tidak pernah disadari oleh kebanyakan pengendara motor di kota besar seperti Jakarta. Jujur sebenernya hal seperti ini menurut BehindTwoWheels seperti menjilat ludah sendiri. Beberapa waktu lalu saat saya sedang streaming video salah seorang motovloggr di youtube (ga sebut nama), di kolom komentarnya terdapat komentar seperti ini : "Pengendara moge emang arogan, berenti di jalur zebra cross, nerobos lampu merah, nerobos jalur busway, dll ". Tapi sampai sekarang pengendara motor di Jakarta saja masih banyak yang melakukan hal tersebut seperti contoh gambar di atas. Seperti kata sebuah peribahasa "Semut di ujung pulau dapat terlihat, tapi gajah di depan mata tidak terlihat".  

Kalau Memakai Moge Boleh Sombong ?


Jawabannya sudah pasti tidak. Mau berapapun kapasitas mesin yang dimiliki, moge tetaplah motor, yang pengendaranya pun harus bijak dalam mengendarainya. Memang ada pengendara moge yang arogan saat di jalan raya, tapi tidak semua pengendara moge seperti itu, karena pada dasarnya sifat manusia berbeda, ada yang bijak dalam mengambil keputusan, adapun yang seenaknya karena berfikir tidak ada yang bisa melarang dirinya. Di sini saya tidak membela pengguna moge ataupun motor biasa, di sini saya hanya ingin memberi tahu bahwa yang harus kalian lakukan adalah mulailah berbenah diri dan sadari lah apa kesalahan kalian. 


"Banyak Kok Motor yang Menerobos Lampu Merah, Jalur Busway, dll"


Kalau mereka loncat dari gedung kalian mau ikutin juga ? Mulailah berani untuk berbeda dalam berkendara, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak seenaknya dalam berkendara, dan menghormati pengendara lain serta pejalan di trotoar. Contoh sederhana saja, jika sesuatu yang harusnya menjadi milik kalian diambil oleh orang lain apakah kalian mau ? Tentunya tidak. Sama saja seperti pejalan kaki di zebra cross dan di trotoar pinggir jalan. Masih banyak kendaraan roda 2 yang dengan arogannya melewati trotoar dan berenti di zebra cross saat lampu merah. Coba jika kalian yang menjadi pejalan kaki, apakah kalian bisa menerima hal tersebut ? Jujur saya sih pastinya ga akan terima. Maka dari itu pun saya sehari-hari berusaha untuk tidak mengambil hak yang menjadi milik pejalan kaki.

"Jangan Sok Suci"


Biarkanlah orang lain berkata apa, yang terpenting kita melakukan yang menurut kita benar. Karena kehidupan adalah dimana orang lain yang mengomentari dan kita yang menjalankan. So don't be afraid to be different *gaya-gayaan pake bahasa Inggris.

Kesimpulan


Jangan selalu mencari kesalahan orang lain karena merasa diri kita benar. Carilah kesalahan kita dan perbaiki kesalahan tersebut agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih bijak. Walaupun masih banyak pengendara motor yang seenaknya di jalan raya, bukan berarti kita boleh seperti mereka. Jadilah pengendara yang tertib agar tidak merugikan orang-orang di sekitar kita dan juga karena keluarga kita menunggu kita pulang ke rumah.

Nah itulah beberapa tipe arogan dalam berkendara. Jadi sekian dulu pembahasan dari BehindTwoWheels pada hari ini, semoga pembahasan kali ini bisa menjadi masukan yang baik untuk kalian semua yang membacanya. Jangan lupa bagikan juga artikel ini pada orang-orang terdekat kalian ya guys. Mohon maaf bila ada salah kata.



Minggu, 17 Juli 2016

Knalpot Original atau Knalpot KW ?

Hallo guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Sebelum memulai artikel BehindTwoWheels ingin mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin 1437H. Mohon Maaf Lahir dan Batin. Oke pembahasan kali ini sebenarnya baru-baru saja ramai dikalangan para bikers, yaitu tentang knalpot racing. Awalnya juga BehindTwoWheels juga agak bingung, kenapa hanya masalah knalpot jadi harus diperbincangkan sampai harus saling membully antara sesama riders yang menggunakan knalpot racing non original (KW). Tapi semakin ke sini akhirnya BehindTwoWheels mulai mengerti kenapa para produsen dan konsumen knalpot kw selalu mendapat caci maki dari para produsen dan konsumen knalpot original. 

Knalpot Original


Knalpot Original Akrapovic Full Carbon

Oke kita ambil contoh untuk knalpot original Akrapovic Full Carbon yang diproduksi di Slovenia. Tentu saja, dengan mendengar buatan dari Slovenia pasti yang ada di benak kita harga knalpot ini pasti sangat mahal. Dan betul, Akrapovic original untuk silincernya saja sudah berkisar dengan harga sekitar Rp.6.000.000. Tapi harus diingat, ada harga ada kualitas. Tentu saja, namanya juga ori, kualitas suaranya pun tidak bohong. Suara dari knalpot Akrapovic ini terbilang adem ayem dan ga berisik saat mesin berada pada rpm rendah, tapi suaranya akan jadi sangat nyaring dan ngebass ketika memasuki rpm tinggi. Berat knalpot ini pun sangat ringan dan lebih enteng daripada knalpot standart.

Knalpot KW 


 
Knalpot KW Akrapovic 

Bisa kita lihat sendiri, knalpot KW memiliki bahan yang sangat berbeda dengan yang aslinya. Juga emblem dari knalpot tersebut berbeda dengan yang aslinya. Beratnya pun berbeda, yang pasti knalpot KW memiliki berat yang lebih berat ketimbang knalpot original. Harganya pun lebih murah dariapda knalpot original, untuk harga fullsystem mungkin berkisar sekitar Rp.1.000.000. Tapi bukan berarti knalpot KW itu jelek, ada juga knalpot KW yang suaranya bahakan bahannya hampir menyerupai knalpot original.

Jika Disuruh Memilih, Lebih Plih Knalpot Original atau Knalpot KW ?


Kalau BehindTwoWheels sendiri pasti lebih memilih untuk menggunkan knalpot original. Lagipula Indonesia sekarang sudah banyak menciptakan knalpot original dengan harga yang bersahabat, contohnya R9, Wrx, RX8, ProSpeed, Galvince, TDR, CLD, Frontal, dll. Awalnya BehindTwoWheels sendiri berfikir kalau menggunakan knalpot KW itu bukan masalah, yang penting suara gede dan keren. Tapi semakin ke sini, BehindTwoWheels semakin sadar jika kita menggunakan merk lokal original, kita lebih memajukan Indonesia, karena itu membuktikan bahwa Indonesia pun memiliki produk original yang terbilang cukup bagus, sehingga tidak perlu mencuri ataupun menjiplak merk lagi. BehindTwoWheels sendiri pun sekarang menggunakan knalpot RX8 Trigallnt yang bahan, suara, dan modelnya bisa terbilang tidak kalah bagus dengan knalpot-knalpot original buatan luar negeri. Bahkan sudah terlihat pada setiap pertandingan ITS (Indonesia Trackday Series) bahwa knalpot-knalpot lokal buatan Indonesia banyak digunakan untuk pertandingan ITS. Jadi masih malu pakai knalpot original buatan lokal ?

Lalu Bagaimana dengan Para Produsen dan Konsumen yang Masih Menggunakan Knalpot KW ?


Ada baiknya kita tidak perlu membully atau mencaci maki mereka secara terus menerus, karena dari mereka mungkin ada yang tidak mengerti tentang hak cipta penjiplakan merk, maka dari itu mereka tetap memproduksi dan menggunakan knalpot KW. Lebih baik kita berikan mereka edukasi tentang hak cipta penjiplakan merk, dan lebih mengarahkan para produsen knalpot untuk membuat merk mereka sendiri, sehingga mereka tidak perlu menjiplak merk knalpot lain dan bisa lebih menuangkan kreatifitas mereka untuk knalpot buatan mereka sendiri. Sekarang pun sudah banyak knalpot homemade atau buatan sendiri yang kualitasnya terbilang cukup bagus dan modelnya pun terbilang menarik, serta sudah mempunyai merk sendiri. Semoga untuk kedepannya para produsen dan konsumen lebih mencintai produk dalam negeri dan lebih kreatif dalam membuat knalpot mereka sendiri, agar kita bisa membuktikan bahwa Indonesia pun tidak kalah dengan negara-negara lain seperti Slovenia, Italia, Inggris, dll.

Kesimpulan


Jangan pernah merasa malu untuk menggunakan produk lokal. Sekarang sudah banyak knalpot lokal yang kualitasnya tidak bisa diragukan lagi. Bahkan knalpot merk R9 sudah digunakan untuk balapan Moto3 ! Tuh bukti dari produsen knalpot yang membuat merk sendiri, hingga akhirnya produknya diakui dan digunakan oleh nagara luar. Ingat, dimana ada kemauan pasti selalu ada jalan.

Oke sekian dulu dari BehindTwoWheels, semoga artikel kali ini bisa menjadi renungan bagi para riders untuk lebih mencintai produk dalam negeri. Mohon maaf bila ada salah kata.

Rabu, 22 Juni 2016

Underbone atau Raiser Footstep ?

Haii guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Pembahasan kali ini tentang salah satu komponen yang berada pada motor, yaitu footstep (pijakan kaki). Footstep sudah menjadi salah satu kompenen yang penting dalam motor, ya kalo motor tidak ada footstepnya mau memijakan kaki dimana hahaha. Oke, ide untuk artikel kali ini muncul karena obrolan dengan teman-teman sesama two wheels lovers tentang footstep racing atau kita lebih mengenalnya dengan nama underbone.   

Footstep Racing atau Underbone


Footstep Racing atau Underbone


Bikers mana sih yang tidak mengetahui underbone ? Nah underbone adalah salah satu komponen variasi untuk footstep yang dimana posisinya lebih naik dan lebih mundur dibandingkan dengan footstep standart. Underbone sendiri fungsinya adalah untuk membuat posisi riding lebih naik dan lebih mundur, sehingga motor dapat lebih merebah di tikungan. Karena jika dibandingkan, footstep standart posisinya lebih rendah daripada underbone, sehingga membatasi bikers saat akan merebah di tikungan. Biasanya underbone digunakan pada motor-motor sport untuk balapan di sirkuit. Namun seiring berjalannya waktu, bahkan sekarang motor bebek pun sudah bisa menggunakan underbone untuk balapan di sirkuit atau hanya sekedar untuk variasi saja. Namun kekurangan dari underbone sendiri adalah rentan rusak ketika kalian (amit-amit) jatuh dari motor saat sedang dalam perjalanan.

Peninggi Footstep atau Raiser Footstep


Raiser Footstep


Mungkin hingga saat ini beberapa dari kalian masih belum mengetahui tentang raiser footstep. Beberapa waktu lalu ada seorang two wheels lovers dari sosial media instagram menanyakan kepada BehindTwoWheels maksud dari raiser footstep. Nah jadi raiser footstep itu adalah semacam peninggi untuk footstep, seperti kegunaan raiser pada stang untuk membuat stang lebih tinggi, raiser footstep pun membuat agar posisi footstep lebih naik dan lebih mundur seperti underbone. Nah kekurangan dari raiser footstep sendiri adalah jika dipasang ke motor-motor seperti Honda CB150R Streetfire, Kawasaki Ninja 150R, dan Kawasaki Ninja 150RR yang persnelingnya terpisah dari footstep. Seperti gambar di atas, kalian harus menambahkan besi lagi pada persnelingnya agar posisi persneling tidak terlalu jauh dari footstep, sehingga tetap nyaman saat menginjak dan mencungkil persneling, dan usahakan memilih bahan besi yang bagus agar tidak mudah patah atau keropos. Berbeda dengan Yamaha Vixion, Yamaha YZF-R15, Honda CBR150R, Honda CBR250R, Kawasaki Ninja250 RR Mono, Kawasaki Ninja250R/Fi, dan Yamaha YZF-R25, jika ingin memasangkan raiser footstep pada motor-motor tersebut kalian hanya perlu mengganti tuas persnelingnya dengan tuas yang lebih panjang. Jika kalian membeli satu set raiser footstep untuk motor-motor tersebut, biasanya sudah diberikan tuas persneling dengan ukuran lebih panjang dari ukuran tuas perseneling standart. Namun sangat disayangkan raiser footstep tidak diproduksi untuk motor bebek, dengan alasan tipe footstep motor bebek tidak seperti footstep motor sport. 


Contoh Raiser Footstep di Yamaha YZF-R25

Lebih memilih Underbone atau Raiser Footstep ?


Pasti banyak pilihan saat ingin memodifikasi footstep kuda besi kesayangan kalian saat harus memilih antara underbone atau raiser footstep. Mungkin buat kalian yang senang dengan variasi, pasti akan memilih menggunakan underbone, karena modelnya bervariasi dan terbilang cukup menarik, namun harganya terbilang tidak murah. Berbeda dengan raiser footstep yang hanya meninggikan posisi footstep standart saja, namun harganya terbilang cukup murah dan bersahabat. Kalau disuruh memilih, BehindTwoWheels lebih memilih raiser footstep, karena lebih mengutamakan fungsinya untuk menaikan posisi footstep dari posisi semula, dan harganya yang terbilang cukup bersahabat. 

Berapa harga untuk underbone dan harga untuk raiser footstep ?


Untuk underbone, biasanya harganya berkisar dari Rp.250.000 sampai Rp.1.000.000. Bahkan jika menggunakan merk-merk branded, mungkin harganya bisa di atas Rp.1.000.000. Sedangkan untuk raiser footstep hanya berkisar sekitar Rp.150.000. 

Kesimpulan


Jika kalian memang lebih menyukai model, maka underbone bisa menjadi pilihan yang tepat untuk kalian, karena selain bentuknya yang menarik, underbone pun memiliki berbagai tipe dan jenis yang terbilang sangat menarik. Tapi jika kalian hanya mencari fungsinya saja, raiser footstep bisa menjadi pilihan yang tepat, karena selain harganya yang bersahabat, kita bisa membuat footstep standart terasa seperti underbone. 

Oke sekian dulu pembahasan dari BehindTwoWheels, semoga artikel kali ini bisa menjadi pertimbangan buat kalian ingin memodifikasi footstep motor kalian. Mohon maaf bila ada salah kata. 

Senin, 13 Juni 2016

Review Yamaha Jupiter MX King 150

Haii guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Pada artikel kali ini pengen ngebahas tentang motor sahabat BehindTwoWheels yang bertipe bebek tapi dengan mesin yang setara dengan motor sport. Yap, motor tersebut adalah Yamaha Jupiter MX King 150.

Yamaha Jupiter MX King 150


Yamaha Jupiter MX King 150

Siapa sih yang gak kenal sama motor yang satu ini ? Motor ini diproduksi pada tahun 2015 lalu dengan tujuan untuk bersaing dengan para kompetitornya di kelas hyperunderbone atau bebek hyper. Pada awal kemunculannya, motor ini menjadi sorotan para bikers setanah air karena rumornya yang bisa menyaingi 2 motor sport kelas 150cc Yamaha, yaitu Yamaha New Vixion Lighting / Advance dan Yamaha YZF-R15. 

Bagaimana dengan akselerasi dan handlingnya ?


Kalau masalah akselerasi motor bebek hyper ini termasuk jagonya. BehindTwoWheels sendiri pernah mengetest akselerasi dengan Honda CB150R Streetfire. Saat sama-sama start, motor ini memiliki akselerasi yang sangat luar biasa, dari gigi 1 sampai 3 Honda CB150R Streetfire tidak bisa menempel sama sekali, tapi ketika memasuki gigi 3 ke 4, Honda CB150R Streetfire baru bisa mengejar Yamaha Jupiter MX King 150. Pada saat itu kedua motor sudah mengganti knalpot dengan knalpot racing. Wajar saja, karena tipe mesin dari Yamaha Jupiter MX King 150 adalah SOHC. Jika saja Yamaha Jupiter MX King 150 terlahir dengan mesin DOHC, mungkin Honda CB150R Streetfire milik BehindTwoWheels tidak dapat mengejar diputaran bawah dan atas. Kalau masalah handling, motor ini terbilang memiliki handling yang cukup bagus, apalagi ketika memasuki tikungan. Jika ingin lebih merebah lagi saat ditikungan dengan motor ini, ada baiknya mengganti footstepnya dengan underbone seperti foto motor milik sahabat BehindTwoWheels di atas, karena footstep standart milik Yamaha Jupiter MX King 150 tingginya terbilang cukup rendah dari jalan, sehingga jika menikung dengan footstep standart pasti harus melipat footstep, tapi jarak kemiringannya pun tidak akan terlalu miring.

Harga Yamaha Jupiter MX King 150


Harga untuk motor bebek hyper ini sekarang sudah mencapai sekitar Rp.20.000.000. Tetapi dengan harga tersebut, kalian sudah bisa memiliki motor bebek dengan kubikasi mesin seperti motor sport. 

Posisi riding


Kalau maslah posisi riding di kelas bebek hyper, motor ini adalah yang paling nyaman dari semua kompetitornya, ditambah dengan shock breaker dengan tipe monoshock yang sangat empuk, motor ini sangat layak dijadikan motor harian dengan tenaga yang besar. 

Kesimpulan


Buat kalian yang ingin mencari motor bebek yang nyaman tapi dengan tenaga yang besar, motor Yamaha Jupiter MX King 150 ini terbilang sangat recomended. Motor ini pun dapat dijadikan untuk spesifikasi harian maupun spesifikasi balap. 

Oke sekian pembahasan tentang motor bebek hyper yang satu ini, semoga artikel kali ini dapat membantu buat kalian yang sedang ingin meminang bebek hyper ini. Dan juga mohon maaf bila ada salah kata. 

Sabtu, 11 Juni 2016

Review Knalpot RX8 Trigallnt Kawasaki ZX6R 636 di Honda CB150R Streetfire

Haii guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Ohh iya sebelumnya selamat bermalam minggu buat kalian semua. Ide tentang artikel kali ini sebenarnya berasal dari banyaknya pertanyaan dari teman-teman dan juga orang-orang yang baru dikenal karena sesama two wheels lovers mengenai knalpot RX8 Trigallnt Kawasaki ZX6R 636 yang terpasang di Honda CB150R Streetfire milik BehindTwoWheels.  

Knalpot RX8 Trigallnt

Knalpot racing RX8 Trigallnt


Bikers di Indonesia pasti sudah ga asing lagi dong dengan merk knalpot racing yang satu ini. Knalpot RX8 ini adalah produksi lokal alias buatan Indonesia. Dengan kriteria suara yang adem di rpm bawah tapi sangar di rpm atas, knalpot ini menjadi salah satu knalpot lokal favorit yang diminati para bikers. Knalpot ini RX8 pun memiliki berbagai tipe, seperti Trigallnt, Trioval RC1, Trioval Silver Sandblast, dll.

Knalpot RX8 Trigallnt Kawasaki ZX6R 636 saat terpasang di Honda CB150R Streetfire


Knalpot RX8 Trigallnt Kawasaki ZX6R 636 terpasang di Honda CB150R Streetfire


Untuk first impression, menurut BehindTwoWheels suara knalpotnya termasuk bagus dan unik. Suaranya adem di rpm rendah, tapi ketika memasuki rpm tinggi suaranya menjadi sangat ngebass dan gahar, Suaranya pun tidak pecah dan cempreng saat memasuki rpm tinggi. Pada awalnya knalpot ini sebenarnya saat dipasang tidak sesuai dengan lehernya, karena diameter lehernya tidak selebar diameter silincer RX8nya, dan juga leher knalpotnya sebenarnya punya R9 New Mugello (maklum keterbatasan dana buat bikin leher lagi hehehe). Namun dengan sedikit ide yang dimiliki dan dengan bantuan beberapa teman, akhirnya knalpot ini pun dapat terpasang dengan rapih di Honda CB150R Streetfire milik BehindTwoWheels.




Nah, ini adalah Knalpot RX8 Trigallnt saat masih terpasang di motor Kawasaki ZX6R 636 milik sahabat BehindTwoWheels. 

Harga knalpot RX8 untuk motor sport kelas 150cc


Untuk harga pasaran motor sport kelas 150cc berkisar dari Rp.1.400.000 hingga Rp.1.600.000 dan sudah fullsystem. Menurut BehindTwoWheels, untuk knalpot yg memiliki suara sebagus RX8, harga tersebut adalah harga yang pantas dan wajar, karena sekarang RX8 sudah mulai banyak digunakan oleh motor tipe sport untuk balapan di sirkuit Sentul. Kalau ada yang bertanya harga knalpot RX8 untuk Kawasaki ZX6R 636 atau sekelasnya, mungkin bisa mencapai kisaran diatas Rp.3.000.000. 

Kesimpulan


Jadi kalau ada skala 1 - 10 untuk knalpot RX8, BehindTwoWheels pasti akan memberikan 8,5 hehehe. Knalpot ini pun juga tidak hanya bagus untuk motor sport, untuk tipe bebek dan bebek hyper, knalpot ini pun sangat worth it  karena harga yang bersahabat dan suara yang terbilang bagus. 

Oke sekian dulu dari BehindTwoWheels, semoga artikel kali ini bisa menjadi option buat kalian yang sedang mencari knalpot racing untuk kuda besi kesayangan kalian. Dan juga mohon maaf bila ada salah kata.

Jumat, 08 April 2016

Penggunaan Motor Sport Untuk Harian, Nyaman atau Tidak ?

Haii guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Setelah lama tidak update karena sibuk dengan urusan kuliah, kali ini Behind Two Wheels ingin sharing beberapa artikel ringan. Buat kalian pengguna motor sport dari kelas 150cc-1000cc++ kalian pasti merasakan kalau menggunakan motor sport sebenarnya sangat tidak nyaman untuk pemakaian harian. Hanya saja terkadang ada beberapa orang yang memang sangat hobi mengendarai motor sport untuk harian dalam cc mesin yang besar, tapi ada juga orang-orang yang memilih menggunakan motor bebek atau matic untuk harian karena dirasa kurang nyaman jika menggunakan motor sport (apalagi dalam cc mesin yang besar) untuk harian.


Posisi riding menjadi salah satu alasan yang paling masuk akal


Sebenarnya jika motor sport yang digunakan hanya berkapasitas dari 150cc - 250cc, untuk pemakaian harian di jalanan Jakarta yang terkenal sangat macet pada jam orang kerja sebenarnya masih oke, karena posisi ridingnya tidak sepegal motor-motor sport dengan mesin 600cc. 

Mesin yang cepat panas sangat tidak cocok dengan kondisi cuaca Jakarta ketika macet dan panas

Mesin yang cepat panas pada mesin motor sport itu adalah hal yg sangat wajar, karena pada dasarnya motor sport didesign untuk performa tinggi, jadi mesin pun akan lebih cepat panas. Tapi mesin motor sport yang kita miliki jika mencapai suhu yang terlalu panas bisa menyebabkan pelambatan dalam performa mesin, hingga dapat membuat mesin mati dengan sendirinya, biasanya kita menyebut ini overheat. Biasanya dalam keadaan overheat, motor harus diistirahatkan paling sebentar 30 menit untuk mengembalikan suhunya pada keadaaan semula. Kalau lagi buru-buru sih ga banget deh kena kejadian kayak begini hehehe.

Biaya perawatanpun terbilang tidak murah


Sumber : www.insidehelmet.com

Pada saat membeli ban di tempat yang terbilang harganya bersahabat saja, teman saya berinisial AE mengganti ban depan dan belakang Honda CBR250R nya dengan menggunakan tipe Corsa R93, harganya saja sudah mencapai Rp.1.100.000, sementara teman saya yang berinisial HT mengganti ban depan dan belakang Kawasaki eR-6n nya dengan menggunakan tipe Battlax S20 harganya mencapai Rp.2.900.000. Mungkin bagi orang-orang yang sudah lama memiliki motor sport cc besar, harga seperti itu tidak terlalu mahal, karena ditempat lain banyak yang harganya lebih mahal. Dan juga konsumsi bahan bakar pada motor kelas 600cc keatas terbilang agak boros, karena cc yang besar dan juga performa mesin dalam kecepatan tinggi. 

Untuk penghematan biaya perawatan pada motor sport anda, ada bagusya digunakan pada saat hari sabtu atau minggu saja


Sumber : www.insidehelmet.com



Sumber : @insidehelmet


Nah inilah alasan BehindTwoWheels dan teman-teman menggunakan motor sport (apalagi dalam cc besar) pada hari sabtu atau minggu. Kondisi Jakarta yang tidak ramai pada hari sabtu dan minggu pagi sangat cocok untuk berkendara dengan motor sport, selain mesin tidak cepat overheat karena kondisi jalanan yang sepi, mengendarai pun menjadi lebih nyaman karena tidak harus merasakan macetnya Jakarta pada hari sabtu atau minggu. 

Kesimpulan

Jadi buat kalian yang ingin memiliki motor sport (apalagi dalam cc mesin yang besar), sebaiknya kalian sudah harus memikirkan biaya yang akan dikeluarkan agar mesin motor tetap dalam kondisi yang fit. Bahkan seiring berkembangnya dunia roda dua, sekarang sudah bermunculan motor bebek ataupun matic yang mengusung mesin dengan kapasitas 150cc, yang berarti sudah setara dengan motor CBR150R, R15, Vixion, dan CB150R Streetfire.

Oke sekian pembahasan singkat dari BehindTwoWheels, semoga artikel kali ini dapat berguna buat kalian yang ingin meminang motor sport, dan mohon maaf bila ada salah kata.  


Minggu, 14 Februari 2016

All New Honda CBR150R K45G Facelift launching. Good bye DOHC Overbore.

Haii guys ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Bertepatan dengan Valentine Day, AHM resmi meluncurkan produk sport terbarunya, yaitu All New Honda CBR150R K45G Facelift ! Event yang diadakan di Sirkuit Sentul, Bogor pada tanggal 14 Februari 2016 (hari ini) didatangi oleh 2 pembalap dunia yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu Marc Marquez dan Dani Pedrosa ! Namun dengan kehadiran motor sport terbaru ini, tidak hanya mengabarkan kabar gembira, tapi juga ada kabar sedih dari para netizen, khususnya mereka pengguna motor CBR150 Old, CBR150R CBU FI, dan CBR150R K45. 

Model All New CBR150R K45G Facelift yang baru dan fresh


Untuk model yang sekarang bisa terbilang produk sport terbaru ini memang lebih keren dari yang sebelumnya. Bisa dilihat dari beberapa perubahan yang signifikan dari generasi sebelumnya Honda CBR150R K45. Perubahan yang terjadi pada New CBR ini antara lain adalah fairing, spion, headlamp, windshield, velg, spatbor belakang, lampu LED, speedometer full digital, knalpot, dan jok belakang lebih nungging dari versi-versi CBR yang sebelumnya. 


Body belakang yang nungging bikin kelihatan lebih Racy Look


Bisa kita lihat sendiri, dengan diaplikasikannya pembatas pada jok belakang, All New CBR150R K45G Facelift terlihat lebih Racy Look ketimbang pendahulu-pendahulunya.


Posisi riding masih enak dan tidak bikin pegal

Sumber : www.indoride.com

 Sumber : www.indoride.com

Dari gambar di atas, bisa dikatakan walaupun model All New CBR150R K45G Facelift sudah lebih Racy Look, tapi untuk posisi riding masih tetap nyaman. 

Beda warna beda harga ?

Dari informasi yang BehindTwoWheels dapatkan, ternyata yang harganya sama hanya warna Revolution White dan Nitro Black, sedangkan untuk Racing Red dan Repsol Edition harganya juga masing-masing berbeda. Dan juga All New CBR150R K45G dikabarkan menjadi motor sport termahal di kelas 150cc.

Nah dibawah ini adalah harga yang diberikan oleh AHM untuk motor sport terbarunya :

Revolution White : Rp. 32.500.000

Nitro Black          : Rp. 32.500.000

Racing Red         : Rp. 33.100.000

Repsol Edition     : Rp. 33.500.000

All New CBR150R K45G Facelift merupakan versi Honda CB150R Streetfire Facelift yang menggunakan fairing ?

 Honda CB150R Streetfire Facelift

All New Honda CBR150R K45G Facelift

Bisa dibilang All New CBR150R K45G Facelift merupakan Honda CB150R Streetfire Facelift yang menggunakan fairing, karena beberapa komponen yang ada pada All New Honda CBR150R K45G Facelift diambil dari Honda CB150R Streetfire Facelift.

Beberapa Komponen Honda CB150R Streetfire Facelift yang diaplikasikan ke dalam All New Honda CBR150R K45G Facelift :


1. Speedometer Full Digital
2. Lampu LED
3. Lampu sein
4. Velg racing dengan model baru
5. Knalpot
6. Model tempat untuk plat nomor belakang
7. Tipe mesin DOHC Overstroke 1 Silinder 150cc 6 Percepatan

Kesimpulan 

Jadi bisa dibilang kalau All New Honda CBR150R K45G Facelift ini untuk masalah model lebih Racy Look dibanding versi-versi CBR sebelumnya. Tapi CBR versi ini memiliki tenaga mesin yang paling rendah dibanding versi-versi CBR sebelumnya, karena hanya mengusung mesin DOHC Overstroke, sedangkan versi-versi CBR sebelumnya mengusung mesin DOHC Overbore. Tapi semua sesuatunya pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Nah itu adalah pembahasan singkat tentang All New CBR150R K45G Facelift oleh BehindTwoWheels. Semoga artikel ini bisa membantu kalian yang ingin membeli CBR, dan buat kalian yang sudah memiliki CBR, jagalah dan rawatlah sebaik mungkin. Oke sekian dulu dari BehindTwoWheels, dan mohon maaf bila ada salah kata.

Selasa, 02 Februari 2016

Pilih yang mana, Sport Fairing atau Sport Naked ?

Haii guys, ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Begitu banyak pertanyaan dan pendapat, serta kritikan dari para bikers dan orang-orang awam yang terkadang membuat kita bingung sendiri, mana yang benar dan mana yang salah. Maka dari itu, kali ini btw akan membahasnya pada pembahasan kali ini. Yuk cekidot !

Pendapat orang-orang awam tentang motor sport

Bagi mereka yang belum begitu mengerti tentang motor sport mengatakan kalau motor sport itu yang memiliki fairing dan yang tidak memiliki fairing bukan lah motor sport. Eittss kata siapa ? Buat kalian yang belum begitu mengerti tentang jenis motor sport, motor sport itu terbagi dalam 2 jenis, yaitu sport fairing dan sport naked / sport touring. 

Kalau disuruh pilih, lebih suka sport fairing atau sport naked ?

Kalau btw ditanya seperti itu sih pasti akan menjawab lebih suka sport naked, karena beban dari motor sport naked tidak seberat sport fairing, sehingga lebih leluasa ketika hendak menyalip di jalanan yang macet seperti di ibu kota. Alasan lebih suka sport naked adalah karena saya sendiri juga pengguna motor sport naked, yaitu Honda CB150R Streetfire. Tapi semua itu kembali ke selera masing-masing, kan selera orang beda-beda hehehe :)

Posisi riding enak yang mana ?

Kalau ngomongin tentang pegel atau ga pegelnya sih udah pasti pilihan jatuh ke sport naked. Dari stangnya saja kita sudah bisa lihat, sport naked menggunakan stang lurus, sedangkan sport fairing mengguanakan stang jepit. Tapi kalau ngomongin soal gaya riding, btw sendiri lebih memilih sport fairing. Sebenarnya kalau untuk masalah gaya riding, keduanya sama-sama keren, karena semua kembali lagi ke selera masing-masing hehehe. 

Nah Behind Two Wheels akan berikan contoh posisi riding dari 2 orang teman yang menggunakan motor sport fairing dan sport naked :


Kawasaki ZX6R 636

Dengan motor sport fairing seperti ini, posisi riding terlihat lebih pegal karena posisi badan lebih menunduk. Hanya saja jika bicara soal gaya riding, gaya riding seperti ini lah yang terbilang keren. 




Kawasaki eR-6n

Dengan motor sport naked seperti ini, posisi riding terlihat lebih nyaman dan tidak pegal. Hanya saja jika bicara soal gaya riding, gaya riding seperti ini kurang terlihat keren dibanding gaya riding motor sport fairing. 

Kesimpulan

Jadi pilih yang mana guys ? Tentunya semua pilihan ada di tangan kalian, karena semua orang punya pilihannya masing-masing. Jangan memilih motor dari pendapat orang-orang, tapi pilih lah motor sesuai pilihan kita sendiri. Karena yang terbaik bukanlah pilihan orang lain, tapi pilihan kita sendiri.

Oke sekian dulu dari BehindTwoWheels, semoga bermanfaat bagi semua pembaca dan mohon maaf bila ada salah kata.

Jumat, 29 Januari 2016

Komunitas RoadRunner Motofamily

Haii guys, ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Kali ini saya akan membahas tentang satu lagi komunitas yang btw tergabung di dalamnya. Penasaran seperti apa komunitasnya ? Yuk langsung aja cekidot.


RoadRunner Motofamily

Komunitas ini didirikan pada tanggal 31 Januari 2015 dan berdomisili di Harapan Indah, Bekasi Barat. Kegiatan Kopdar (Kopi darat) komunitas ini biasanya beralangsung pada hari Jumat pukul 21.00 - selesai. Awal mulanya berdiri komunitas ini diawali oleh Daniel (Leader) dan teman-temannya yang sesama two wheels lovers sering berkumpul bersama hingga akhirnya banyak bikers dari Harapan Indah yang ingin ikut bergabung. Hingga saat ini sudah ada 22 anggota yang tergabung di dalam komunitas ini. Saya sendiri pun awalnya melihat dari akun instagram RoadRunner, berhubung memang komunitas ini anggotanya hampir semua tinggal di Harapan Indah, akhirnya saya memutuskan untuk ikut dalam kegiatan kopdar komunitas tersebut atas saran dari admin instagram RoadRunner. Setelah saya ikut kegiatan kopdar dari komunitas RoadRunner, untuk first impression anggotanya semua sangat welcome walaupun baru kenal dan dari beberapa anggota tersebut sudah ada yang saya kenal sebelumnya. Dan akhirnya pada tanggal 29 Januari 2016 kemarin, saya akhirnya resmi menjadi anggota dari komunitas ini. 

Oke, dibawah ini ada 22 anggota RoadRunner :

1. Daniel Hermawan (Leader) - Suzuki Satria FU 150
2. Dicky Kurniawan - Yamaha YZF-R25 Movistar
3. Randy Jason - Suzuki Satria FU 150 Black Predator
4. Michael Antonius - Suzuki Satria FU 150
5. Christian Andhika - Suzuki Satria FU 150 
6. Joshua Trisardi - Yamaha New Vixion Lighting GP Series
7. Matheas Marcel - Yamaha New Vixion Lighting
8. William - Yamaha New Vixion Lighting
9. William Tanudjaja - Yamaha New Vixion Lighting
10. Matthew Alvin - Yamaha New Vixion Lighting GP Series
11. Samuel Valerian - Yamaha YZF-R15
12. Jovan Nathanael - KTM Duke 200
13. Michael Ming - Kawasaki Z250
14. Dennis Nathaniel - Kawasaki Z250
15. Paulus - Kawasaki Ninja 250 Fi
16. Willy Harfalas - Kawasaki Ninja 250 Fi
17. Jeremia Pranata - Yamaha Jupiter MX King 150 Movistar
18. Kevin Renaldi - Yamaha Jupiter MX King 150
19. Davindowski - Yamaha Jupiter MX 135 
20. Jaysen - Honda CB150R Streetfire Facelift
21. Geraldi - Honda CB150R Streetfire
22. Joshua Pratama - Yamaha Byson

Dibawah ini juga ada beberapa foto motor dan anggota RoadRunner : 
















Jangan lupa juga follow instagram RoadRunner di @roadrunner_motofamily. Oke sekian dulu, semoga bemanfaat buat para pembaca dan mohon maaf bila ada salah kata.

Minggu, 24 Januari 2016

Monasco (Monas Cornering)

Haii guys, ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Kali ini saya akan membahas tentang salah satu tempat yang namanya udah ga asing lagi dikuping para two wheels lovers, yaitu Monasco. Awalnya juga tidak begitu tahu tentang tempat ini, namun karena berhubung teman kampus BehindTwoWheels banyak anak motor, jadi BehindTwoWheels sering mendengar cerita mereka. Mereka bilang kalau monasco itu jalan raya biasa, namun kalau malam jalanan itu sudah seperti sirkuit saja. Bagaimana tidak, belokan-belokannya saja sudah seperti sirkuit walaupun jalanannya tidak semulus di sirkuit hehehe. Nah saat BehindTwoWheels sunmori pertama kali bersama club TWIN (Two Wheels Indonesia) BehindTwoWheels pun diajak ke Monasco. Dengan sangat antusias dan penasaran, akhirnya bisa merasakan lewat Monasco untuk pertama kalinya. Belokan-belokan yang ada di monasco memang sangat membuat iman bergoyang, apalagi kalian-kalian yang gila cornering hehehe. Tapi ada baiknya kalian menggunakan protector seperti knee slider dan elbow slider untuk menjaga keamanan lutut dan sikut kalian saat melakukan cornering. Ada baiknya kalau mau ke jalur monasco pada siang hari sekitar jam 1 atau jam 2, karena pada jam-jam tersebut jalur monasco tidak dilalui oleh banyak orang.

Nah inilah gambaran jalur monasco :



Lalu dibawah ini juga ada beberapa foto BehindTwoWheels yang berhasil tertangkap saat sunmori di Monasco :













Oke sekian dulu dari BehindTwoWheels, semoga artikel ini dapat menghibur para two wheels lovers dan mohon maaf bila ada salah kata.

Sabtu, 23 Januari 2016

Komunitas TWIN (Two Wheels Indonesia)

Haii guys, ketemu lagi sama BehindTwoWheels. Kali ini BehindTwoWheels akan membahas tentang salah satu komunitas motor yang dimana BehindTwoWheels juga tergabung di dalamnya. Komunitas motor ini berdiri pada tanggal 4 April 2014. Awal bisa tergabung dalam komunitas ini karena diajak oleh seorang teman yang berinisial AAB. Awalnya kami tidak saling mengatahui bahwa kami adalah sama-sama two wheels lovers. Setelah kami saling mengetahui kalau kami sama-sama two wheels lovers, dia mengajak untuk Sunmori (Sunday Morning Ride) bersama dengan komunitasnya. Karena penasaran akhirnya BehindTwoWheels pun mengiyakan ajakannya. Oke kami start dari Perumahan Taman Harapan Baru, Harapan Indah pada pukul 06.00 menuju Pom Bensin Shell yang bertempat di Tebet, Jakarta Selatan. Karena pada hari minggu tidak begitu macet, kami sampai ketujuan kurang lebih hanya setengah jam. Di situ BehindTwoWheels diperkenalkan dengan anak-anak TWIN. Untuk first impression terhadap mereka, mereka orangnya cukup baik dan welcome. Dan jujur saja, pada waktu itu BehindTwoWheels masih menjadi rider mocil (motor kecil) sendirian. Karena dari anggota TWIN motor paling kecil sekitar 250cc, sedangkan BehindTwoWheels hanya 150cc hehehe. Yak setelah berkenalan dengan semua member TWIN, kami langsung saja ridding dengan rute ke arah Monasco lalu ke McDonald Pondok Bambu. Kami mengitari Monasco sebanyak 3 putaran, setelah itu kami semua langsung menuju McDonald Pondok Bambu. Sesampai di sana, banyak obrolan yang terjadi dengan mereka. Ternyata mereka semua selain baik dan welcome, mereka juga orang yang humoris dan tidak membeda-bedakan. Teman BehindTwoWheels pun juga bilang kalau di komunitas ini motor apapun dipersilahkan masuk, karena komunitas ini adalah untuk para two wheels lovers.

Nah disini ada 8 anggota yang tergabung dalam Two Wheels Indonesia :

1. Arvy Este - Honda CBR250R (Leader)

2. Chiqni Rinaldi - Yamaha R6

 3. Hafizh Ramadhan - Kawasaki ZX6R 636

 4. Jonathan Frangky Oen - Ducati 999 Testastretta

5. Hizkia Tangdilummi - Kawasaki eR-6n

 6. Augtiaji Awang Baskoro - Kawasaki Ninja 250 Fi

 7. Geraldi - Honda CB150R Streetfire

8. Jonathan Andreas - Honda CB150R Streetfire

Oke sekian dulu artikel kali ini, semoga artikel kali ini dapat menghibur para pembaca dan mohon maaf bila ada salah kata.